Kamis, 14 Januari 2010

ORGANISASI SENTRAL KAMPUS ANTARA HARAPAN DAN KEHANCURAN

ORGANISASI SENTRAL KAMPUS ANTARA
HARAPAN DAN KEHANCURAN
* ABDUL RASIT

Dalam sebuah ruang lingkup kampus memang perlu adanya sebuah organisasi yang membawahi berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa dan Organ Intra lainnya agar semuanya ada yang mengontrol dalam berbagai kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini, kontrol tersebut bukannya ingin mengintervensi semua kegiatan yang akan dilakukan oleh organ tersebut, akan tetapi hal itu semata – mata hanyalah sebagai media penyambung kepada tingkat yang lebih tinggi.
Disamping kontroling maka perlu adanya kerja sama antara keduanya bahkan juga perlu adanya simbiosis mutualisme. Jika melihat dari sejarah yang telah kita ketahui bersama bahwa organisasi tersebut mempunyai taring yang sangat dahsyat sehingga suara yang diteriakkan menggelegar, bagaikan petir disiang hari.
Berawal dari sebuah kegelisahan yang sudah mulai dirasakan oleh mahasiswa khususnya bagi pengurus organisaasi yang sudah mulai mengendus adanya sebuah kejanggalan. Namun semua itu masih belum direspon oleh berbagai kalangan. Padahal tanda – tanda tersebut sudah mulai nampak, yaitu dengan adanya pembatasan – pembatasan ruang gerak yang selama ini sudah biasa dilakukannya sehingga gerakannya tidak masif lagi.
Dalam hal itu perlu dicermati bahwasanya, kita sudah mulai dijajah meskipun Belanda sudah pergi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia kita. Akan tetapi, kita saat ini sudah dijajah melalui akademik sehingga idealisme mahasiswa mulai terkoyak – koyak. Hal itu dirasakan oleh mahasiswa pada awal tahun 2006 – an, hingga sampai saat ini gerakan itu mulai masif.
Kita akui bersama bahwasanya selama ini para petinggi – petinggi diberbagai lapisan akademik sudah mulai menyetir kita hingga sampai pada ranah tekhnis. Maka dari itu, perlu adanya langkah konkrit yang ditempuh agar kita semua tidak ditunggangi oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dan semua itu hanyalah kepentingan segelintir orang yang ingin memanfaatkan kelemahan kita.

ORGANISASI SENTRAL KAMPUS ANTARA HARAPAN DAN KEHANCURAN

ORGANISASI SENTRAL KAMPUS ANTARA
HARAPAN DAN KEHANCURAN
* ABDUL RASIT

Dalam sebuah ruang lingkup kampus memang perlu adanya sebuah organisasi yang membawahi berbagai Unit Kegiatan Mahasiswa dan Organ Intra lainnya agar semuanya ada yang mengontrol dalam berbagai kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini, kontrol tersebut bukannya ingin mengintervensi semua kegiatan yang akan dilakukan oleh organ tersebut, akan tetapi hal itu semata – mata hanyalah sebagai media penyambung kepada tingkat yang lebih tinggi.
Disamping kontroling maka perlu adanya kerja sama antara keduanya bahkan juga perlu adanya simbiosis mutualisme. Jika melihat dari sejarah yang telah kita ketahui bersama bahwa organisasi tersebut mempunyai taring yang sangat dahsyat sehingga suara yang diteriakkan menggelegar, bagaikan petir disiang hari.
Berawal dari sebuah kegelisahan yang sudah mulai dirasakan oleh mahasiswa khususnya bagi pengurus organisaasi yang sudah mulai mengendus adanya sebuah kejanggalan. Namun semua itu masih belum direspon oleh berbagai kalangan. Padahal tanda – tanda tersebut sudah mulai nampak, yaitu dengan adanya pembatasan – pembatasan ruang gerak yang selama ini sudah biasa dilakukannya sehingga gerakannya tidak masif lagi.
Dalam hal itu perlu dicermati bahwasanya, kita sudah mulai dijajah meskipun Belanda sudah pergi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia kita. Akan tetapi, kita saat ini sudah dijajah melalui akademik sehingga idealisme mahasiswa mulai terkoyak – koyak. Hal itu dirasakan oleh mahasiswa pada awal tahun 2006 – an, hingga sampai saat ini gerakan itu mulai masif.
Kita akui bersama bahwasanya selama ini para petinggi – petinggi diberbagai lapisan akademik sudah mulai menyetir kita hingga sampai pada ranah tekhnis. Maka dari itu, perlu adanya langkah konkrit yang ditempuh agar kita semua tidak ditunggangi oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dan semua itu hanyalah kepentingan segelintir orang yang ingin memanfaatkan kelemahan kita.

PEMBALAKAN KREASI MAHASISWA

PEMBALAKAN KREASI MAHASISWA
* Abdul Rasit


Dalam sebuah perjalanan yang tiada ujungnya sehingga menyisakan isak tangis yang berkepanjangan dikalangan mahasiswa khususya aktivis kampus yang bertujuan memperjuangkan hak – hak mahasiswa dan kaum teraniaya. Dalam hal ini perlu adanya kesadaran bersama bahwa mahasiswa tidak hanya datang, duduk dan diam mendengarkan dosen ceramah dikampus, akan tetapi bagaimana meningkatkan kapabilitas dan kapasitas dalam dirinya sehingga dapat menjawab tantangan dan tututan zaman.
Memang kita akui bersama bahwa pasca tragedi semanggi ’98 yang sudah banyak menelan korban. Kejadian itu masih terasa dan membanyangi kita semua, sehingga kita selalu bertanya – tanya, apakah pengorbanan mereka sia – sia ataukah perjuangan untuk membela kaum Mustadz Afin sudah usai sampai disini?
Kejadian semanggi dapat melengserkan era Orde Baru menjadi era Reformasi, namun sekarang Mahasiswa sudah banyak membuang waktunya didalam kelas dan sekarang sudah tidak terlihat lagi Mahasiswa yang berkoar – koar memperjuangkan kaum yang teraniaya dan tertindas, gerakan mahasiswa yang dulunya massif kini bagaikan singa tak bertaring lagi.
Dari beberapa manifesto diatas maka jelaslah sudah bahwa keatifitas mahasiswa sudah dibalak habis – habisan oleh orang – orang yang tidak senang dengan kreasi mahasiswa. Mereka menganggap bahwa ada sebuah ketakutan – ketakutan tesendiri karena dikhawatirkan menggerogoti kekuasaan yang dipimpinnya saat ini maka dari itu, mereka menyiasati dengan memberi kesibukan kepada mahasiswa agar mereka (Mahasiswa,Red) tidak banyak menuntut.
Disamping memberi kesibukan terhadap mahasiswa dengan trik memberi tugas, absensi kehadiran berkisar sampai 80%, bahkan sampai mengatur gerak mahasiswa pada hal teknis. Memang selama ini sudah mulai terasa oleh mahasiswa sejak tahun 2003 mesikpun mereka (Mahasiswa.red) belum menemukan langkah apa untuk mengantisipasi itu semua. Terkadang kita bentrok sesama mahasiswanya demi mencari sebuah solusi atas apa yang dilakukan oleh orang – orang tersebut.
Renungkanlah semua itu Wahai Mahasiswa yang memiliki 3 agent :
1. agent of change
2. agent of control
3. agent of knowlage